Selasa, 02 Juni 2015

Self-appraisal : Konsep Diri

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan dan pengalaman orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk tumbuh menilai siapa dirinya. Lingkungan yang kurang mendukung akan membentuk konsep diri yang negatif. Jika lingkungan dan orang tua mendukung dan memberikan sifat baik akan membentuk konsep diri siswa yang positif. 

Menurut Charles Horton Cooley konsep diri dapat dimunculkan dengan melakukan pembayangan diri sendiri sebagai orang lain, yang disebutnya sebagai looking-glass self (diri-cermin) seakan-akan kita menaruh cermin dihadapan kita sendiri. Prosesnya dimulai dengan membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita menarik atau tidak menarik. Proses kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Apakah orang lain menjadi kita menarik, cerdas atau tidak menarik. Proses ketiga, kita kemudian mengalami perasaan bangga atau kecewa atas percampuran penilaian diri kita sendiri dan penilaian orang lain. Jika penilaian kita terhadap diri sendiri positif, dan orang lain pun menilai kita positif, maka kita kemudian mengembangkan konsep diri yang positif. Begitu sebaliknya, penilaian orang lain terhadap diri kita negatif, dan kita pun menilai diri kita negatif, maka kemudian kita mengembangkan konsep diri yang negatif.

Menurut Verderber, upaya mengembangkan perkembangan konsep diri individu dapat dilakukan dengan cara:
a.       Self-appraisal
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam komunikasi atau dengan kata lain adanya kesan kita terhadap diri kita sendiri.
contoh:




Menurut saya, hal positif yang saya miliki, adalah:
1. Memiliki sifat jujur.
2. Memiliki empati yang tinggi.
3. Mudah berteman dengan siapa saja.
4. Setia kawan.
5. Ramah senyum.
6. Menjaga penampilan.
7. Lemah lembut 

Menurut saya, hal negatif yang saya miliki adalah:
1. Boros.
2. Kurang aktif dalam kegiatan.
3. Terkadang sering mengeluh.

Di atas merupakan contoh penggambaran konsep diri pribadi, di mana setiap orang pasti bisa mendeskripsikan hal-hal positif dan negatif pada dirinya sendiri.
 
b.      Reaction and Response of Others
Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri, namun berkembang dalam rangka interaksi kita dengan masyarakat. Dengan demikian apa yang ada pada diri kita dievaluasi oleh orang lain melalui interaksi kita dengan orang tersebut, dan pada gilirannya evaluasi masing-masing individu mempengaruhi perkembangan konsep diri kita.
c.       Roles You Play-Role Taking
Peran memiliki pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek peran yang kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri individu. Peran yang individu mainkan itu adalah hasil dari sistem nilai individu. Individu dapat memotret diri sebagai individu yang bermain sesuai persepsi yang didasarkan pada pengalaman diri sendiri, yang di dalamnya terdapat unsur selektivitas dari keinginan individu untuk memainkan peran.
d.      Reference Groups
Konsep diri individu juga terbentuk dari adanya kelompok yang bercirikan individu itu terkumpul dalam suatu kelompok atau komunitas yang diiinginkan. Setiap kelompok tersebut mempunyai ikatan enosional yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu. Dalam kelompok tersebut individu akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik kelompoknya itu. Artinya jika kelompok ini kita anggap penting dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita, hal ini akan menjadi kekuatan untuk menentukan konsep diri. Jadi cara kita menilai diri kita merupakan bagian dari fungsi kita dievaluasi oleh kelompok rujukan.
e.       Berpikir positif
Segala sesuatu tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu baik terhadap persoalan maupun terhadap seseorang, artinya kendalikan pikiran jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
f.       Jangan memusuhi diri sendiri
Sikap menyalahkan diri sendiri yang berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dengan kenyataan diri akan menimbulkan konsep diri yang negatif.

Konsep diri adalah cara pandang menyeluruh tentang dirinya yang merupakan penilaian tentang diri, bagaimana individu memandang dan menilai diri dalam bersikap dan berperilaku sehingga akan mempengaruhi tindakan dan pandangan yang berdasarkan pada penilaian tentang diri siswa baik kondisi fisik maupun lingkungan terdekatnya. Konsep diri merupakan gambaran seorang individu tentang dirinya secara fisk, sosial, dan psikologis yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan diantaranya adalah teori perkembangan, significant other (orang terdekat atau orang terpenting) dan self perception (persepsi diri sendiri). Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu gambaran diri (body image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Dalam perkembangannya, konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar. Prestasi belajar seseorang juga ditentukan oleh konsep diri yang bentuk oleh diri seseorang. Sehingga, konsep diri yang positif akan menumbuhkan prestasi belajar yang baik.


Helmi, Avin Fadilla. 1999. Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Universitas Gadjah Mada. jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/140/131 gaya kelekatan dan konsep diri jurnal. [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Puku 12.00]
Mutmainah, Nina. 1999. Psikologi Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka Press.
Keliat, Anna. 1995. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi I. Jakarta : EGC.
Keliat, Anna. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC.
Oktaviana, Rina. 2013. Hubungan Antara Penerimaan Diri terhadap Cara-Cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep Diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta. Yogyakarta. http://www.psychologymania.net/2010/04/hubungan-antara-penerimaan-diri.html [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.23]
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Salbiah. 2006. Konsep Diri. Sumatera Utara. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3622
/1/09E01769.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 13.20]
Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Wulandari, Lita dan Pasti Rola. 2004. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Asuhan, Jurnal Psikologi. Sumatera Utara. http://usupress.usu.ac.id/files/
Pemberdayaan%20Komunitas%20Vol_%203%20No_%202%20Mei%202004.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.45]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar