Rabu, 22 April 2015

Pandangan Psikologi






Nama : Rizka Nabila


NIM : 11140163000024

Jurusan : P. Fisika 2A






PSIKOLOGI PENDIDIKAN

        Ibarat sebuah bangunan tanpa pondasi yang kuat tentu akan mudah roboh. Begitu juga dalam mempelajari suatu ilmu.  Sebelum mempelajari Psikologi, sudah sepatutnya kita mencari tahu, memahami dan menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang definisi (pengertian) dari ilmu yang kita pelajari.

         Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata Bahasa Inggris “Psychology”. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. Berikut adalah salahsatu tokoh yang mendefinisikan pengertian psikologi pendidikan:

Pengertian Psikologi pendidikan - Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Rousseau

J.J. Rousseau (seorang penganut Naturalis), mendasarkan ide-ide pendidikan pada prinsip-prinsip perkembangan manusia. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip perkembangan adalah penting untuk perlakuan dalam pendidikan. Hal yang perlu ditekankan dalam pemahamannya tentang ide-ide pendidikan pada prinsip-prinsip perkembangan itulah yang akhirnya menjadikan suatu pengertian psikologi pendidikan dianggap paling penting sebagai pondasi yang kuat dan kokoh atas suatu hakekat dalam psikologi pendidikan.

Prinsip dasar psikologi pendidikan yang dikemukakan oleh J. J. Rousseau adalah bahwa suatu pendidikan harus diresmikan dengan sifat dan kebutuhan individu setiap anak. Dorongan hati dari setiap anak tidak boleh dibatasi. Dikatakan oleh Rousseau bahwa seorang anak lahir dengan sifat-sifatnya yang baik, ia hanya akan memiliki sifat jahat bila ada pengaruh dari orang dewasa yang biasanya salah dalam membimbingnya yaitu dengan disiplin keras dan contoh-contoh yang buruk. Untuk menolong seorang anak memahami dirinya sendiri, seorang harus mengerti dan mengetahui keadaan fisik, sosial, intelektual, kemampuan serta kebutuhannya. Rousseau menekankan perlunya pengertian terhadap anak-anak. Hal lainnya yang penting dalam psikologi pendidikan menurut J.J. Rosseau adalah adanya jenis-jenis pendidikan yang akan mempengaruhi perkembangan anak menjadi lebih manusiawi yaitu dengan pendidikan harmonis meliputi jasmani dan rohani termasuk pendidikan intelektual, akhlak kesusilaan, dan keagamaan. Bukan hanya pendidikan intelektual saja yang disajikan dalam suatu lingkungan sekolah, melainkan perlu adanya pendidikan akhlak kesusilaan dan keagamaan.

MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan adalah salah satu praktek dari psikologi. Oleh karena itu, sebenarnya seorang pendidik hendaknya juga seorang yang paham tentang psikologi. Sebab apabila tidak demikian si  pendidik itu akan berbuat sesuatu dengan tanpa pedoman atau landasan-landasan teori yang semestinya. Psikologi dapat memberi sumbangan pada pendidikan misalnya bagaimana cara anak belajar,  berfikir, mengingat, memperhatikan dan sebagainya. Mempelajari psikologi dalam kehidupan tidak hanya berguna bagi orang tua dan guru dalam memberikan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya, tapi juga berguna ketika memahami diri kita sendiri. Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalahpendidik, sangat penting memahami psikologi belajar. kegiatan pembelajaran dalam pendidikansarat dengan muatan psikologis. Mengabaikan aspek-aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan mudah. Sehubungan dengan ini, setiap pendidik selayaknya memahami seluruh proses dan perkembangan manusia, khususnya peserta didik. Pengetahuan mengenai proses dan perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, dan manfaat yang dapat diraih antara lain :

a. Pendidik dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepadapeserta didik dengan   pendekatan yang relefan dengan tingkat perkembangannya

b. Pendidik dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajarpeserta tertentu

c. Dapat mempertimbangkan waktu yang tepat dalam memulai aktifitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu

d. Pendidik dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya

e. Mampu membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar

f. Memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik

g. Membantu menciptakan suasana edukatif dan efektif

h. Dapat menyusun program pengajaran yang sesuai dengan masa perkembangan peserta didik

i. Pendidik dapat dengan mudah memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran yang tepat untuk digunakan


METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

    Istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat, dan teknik. Pada makalah ini, pengertian metode atau prosedur lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan, atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan tata cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data. Teknik lebih operasioanal, sedangkan metode lebih bersifat teoritis. Dengan demikian, teknik atau tata cara merupakan bagian dari metode. setiap situasi dalam psikologi pendidikan membutuhkan pendekatan dengan cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakikat dari pada situasi itu. Situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Maka dari itu para ahli psikologi pendidikan dalam menjalankan tugasnya tidak selalu mempergunakan satu macam metode, tetapi mempergunakan dua macam metode atau lebih.

A.    Macam-Macam Metode Penelitian Dalam Pendidikan
Pada umumnya para ahli psikologis pendidikan melakukan riset psikologis dibidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu seperti :
1. Eksperimen
2. Kuesioner
3. Studi kasus
4. Penyelidikan Klinis
5. Observasi Naturalistik

       Metode yang memudahkan dalam pembelajar Psikologi Pendidikan adalah dengan pafahm menggunakan Metode observasi naturalistik (naturalistic observation) adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti atau ia tidak menempatkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah sikologis yang tidak dapat dieksperimenkan, terutama karena alasan etika, norma sosial, agama dan prikemanusiaan. Pada permasalahan demikian, para ahli hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-kejadian untuk dianalisis, diteliti dan dicari kesimpulannya. Dalam metode observasi tidak hanya berarti melihat dan memandang saja, tetapi mengamati secara teliti, slektif dan sistematis, sehingga semua aspek yang berperan dalam situasi tingkah laku dapat dicatat, dianalisis dan dihubungkan secara tepat untuk dijadikan suatu persyaratan, penilaian, kesimpulan, dugaan atau hipotesis.

Metode observasi naturalistik digunakan oleh psikolg sosial untuk meneliti peranan kepemimpinan dalam dalam sebuah masyarakat atau untuk meneliti sekelompok orang yang memerlukan terapi (perawatan dan pemulihan) yang bersifat kemasyarakatan. Selanjutnya metode ini juga digunakan oleh para psikolog perkembangan, para psikolog kognitif, dan para psikolog pendidikan. Dalam hal penggunaannya bagi kepentingan penelitian psikologi pendidikan, seorang peneliti atau guru yang menjadi asistennya dapart mengaplikasikan metode observasi ilmiah itu lewat kegiatan pengajaran atau belajar-mengajar dalam kelas–kelas regurer, yakni kelas tetap dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajar-mengajar berlangsung, jenis perilaku siswa yang diteliti (misalnya kecepatan membaca) dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data dan informasi yang akan dihimpun.


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

      Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir sama namun memiliki arti yang berbeda. Semua makhluk hidup atau organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan.


A.   PERTUMBUHAN
Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan Kuantitatif (berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst) pada materiil sesuatu akibat dari adanya pengaruh dari lingkungan. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, pertambahan berat badan dst.


B.   PERKEMBANGAN
Perkembangan (Development) adalah suatu proses perubahan ke arah kedewasaan atau pematangan yang bersifat Kualitatif (ditekankan pada segi fungsional) akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan sel ovum dan sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst. Hal yang menarik yang dapat dipelajari dalam pertumbuhan dan perkembangan ruang lingkup psikologi pendidikan dapat diketahui bahwa terdapat tahapan-tahapan atau fase-fase pertumbuhan dan perkembangan, kita dapat lebih mengetahui apa saja tahapan dalam pertumbuhan, tahapan dalam perkembangan, tuga-tugas perkembangan, prinsip-prinsip perkembangan, aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan serta tahapan-tahapan tugas perkembangan dimulai dari tugas perkembangan pada masa bayi -- kanak-kanak (0-6 Tahun), tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir--anak sekolah (6-12 Tahun), tugas perkembangan pada masa remaja (12-21 Tahun), dan tugas perkembangan pada masa awal dewasa ( 21-30 Tahun).

Menurut  Al-Qur’an, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola umum yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan individual. Pola yang terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaan yang lemah menuju keadaan yang kuat dan kemudian kembali melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan, sesuai dengan hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika seseorang secara berangsur-angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik maupun kognitif, dia mulai menurun berangsur-angsur. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:



Artinya:"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Ar-Rum:54)


TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

    Teori belajar merupakan cara atau metode yang digunakan untuk memahami tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman atau interaksi dengan lingkungannya. Dalam psikologi, teori belajar selalu dihubungkan dengan stimulus-respons dan teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respons makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus yang didapat dalam lingungannya. Teori-teori belajar dapat di kategorikan menjadi empat macam yakni:

1. Teori behaviorisme

2. Teori kognitivisme

3. Teori konstruktivisme

4. Teori humanisme

    Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143).



Teori Belajar Behaviorisme menurut John Watson (1878-1958)

    Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.  Dalam teori behaviorisme menurut Watson, terdapat kekurangan yang sangat telihat, karna teori ini lebih menekankan pada hasil belajar dan tidak memperdulikan konsep maupun prosesnya dalam belajar, kekurangan lain pula dilihat dari segi pengarahan pendidikan, pendidik dengan aliran behaviorisme cenderung mengarahkan peserta didik untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, tidak produktif dan hanya memberikan instruksi singkat yang diikuti dengan contoh-contoh. Menurut watson pula ia menolak sistim insting dan perubahan kognitif sehingga yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanya dilihat dari segi stimulus dan respon.

INTELLIGENCE



Multiple intelligence adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu kecerdasan yang memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner. Di dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan yang satu dengan kecerdasan lainnya.

Intelligence merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Gardner menekankan pada kemampuan memecahkan persoalan yang nyata, karena seseorang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. Terdapat delapan kecerdasan menurut Gardner, yaitu:


1. Kecerdasan Linguistik ( Linguistic Intelligence)

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Kecerdasan ini berkaitan juga dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum seperti yang dimiliki para pencipta lagu, para penulis, editor, jurnalis, penyair, orator, penceramah maupun pelawak.


2. Kecerdasan Logika-Matematika. (Logical-Mathematical Intelligence)

Kecerdasan logika dan matematika adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekonom, akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.


3. Kecerdasan Visual-Spasial (Spatial-Visual intelligence)

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.


4. Kecerdasan Gerak-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Kecerdasan gerak tubuh atau ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Kemampuan seperti ini biasanya dimiliki oleh para atlet, aktor, pemahat, ahli bedah atau seniman tari.


5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Yang menonjol adalah mereka dapat mengungkapkan perasaan dan pemikirannya dalam bentuk musik. Mereka dengan mudah mempelajari sesuatu bila dikaitkan dengan musik atau dalam lagu. Kecerdasan jenis ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi, komposer, perekayasa rekaman.


6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen, serta gerakan tubuh orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan ini. Secara umum kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang.


7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Kecerdasan intrapersonal atau cerdas diri adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri serta kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri itu, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.


8. Kecerdasan Naturalis ( Naturalist Intelligence)

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan  membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan.

“Dari berbagai macam Inteligensi (Kecerdasan) dapat diketahui bahwa, saya sebagai manusia memiliki intelegensi yang bersifat dan lebih dominan dalam Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence) yang dimana kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Karna memiliki kecerdasan ini dengan mudah untuk belajar dan bermain musik secara baik. Walaupun kecerdasan jenis ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi, komposer, perekayasa rekaman. Bukan berarti saya harus menjadi musisi, komposer dsb. Melainkan saya bisa jadi diri sendiri dan mengembangkan apa yang saya miliki dengan cara terus melakukan hal positif dan mendukung kecerdasan yang saya miliki, dengan kecerdasan inilah potensi diri saya dapat tergali dan dapat menjadi diri saya yang saya cita-citakan.”


MOTIVASI
  


Pengertian motivasi berdasarkan beberapa teori motivasi yang telah ada seperti Abraham Maslow, Douglas McGregor menjelaskan bahwa motivasi adalah alasan yang mendasari sebuat perbuatan yang dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, pengertian motivasi berbeda dengan pengertian semangat. Hal ini jelas bahwa, seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi artinya memiliki alasan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut sedangkan semangat memiliki arti sempit yang berarti hanya berkeinginan. Alasan dalam pengertian motivasi dimaksudkan sebagai diri dan lingkungan individu sedangkan semangat lebih mengarah ke kondisi individu saja. Terdapat dua kategori motivasi yaitu:

a.      Motivasi Eksternal

Motivasi Eksternal adalah motivasi yg berasal dari luar diri yg bersifat sementara. Yang biasanya biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.

b.      Motivasi Internal

Motivasi Internal adalah motivasi yg berasal dari dalam diri kita sendiri dan biasanya bersifat lebih kekal. mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa, seperti : minat, cita-cita dan kondisi siswa.

‘’Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi saya sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika, yaitu meliputi motivasi dari dua macam faktor; faktor internal yang dapat mempengaruhi belajar di pendidikan fisika adalah adanya minat, cita-cita dan kondisi siswa, dengan minat dan cita-cita saya yang ingin menjadi seorang fisikawan. Sedangkan dari faktor eksternalnya yaitu dengan adanya penghargaan, hukuman, atau celaan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi belajar.’’

TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Teori-teori belajar dapat di kategorikan menjadi empat macam yakni:

1. Teori behaviorisme

2. Teori kognitivisme

3. Teori konstruktivisme

4. Teori humanisme

‘’Teori belajar yang paling saya sukai adalah Teori Belajar Humanisme. Yang dimana teori belajar humanisme ini lebih mementingkan proses dalam belajar, bukan hanya dilihat dari hasil dalam belajar tetapi lebih menekankan pada proses dalam belajar. Dengan ditekankannya proses dalam belajar sebagai orang yang dididik dapat lebih memahami potensi dirinya, dapat mengembangkan potensi diri secara positif dan meminimalkan potensi diri yang negatif. Namun dalam latar belakang belajar di jurusan Pendidikan fisika bukan hanya teori  behaviorisme yang dilihat dari apa yang harus di amatin dan dapat diukur melainkan perlu adanya pemahaman potensi yang dimilikinya dan pengembangan pengetahuan agar terbentuknya pribadi yang ideal yang mampu mencapai aktualisasi dirinya sendiri.’’


CIRI-CIRI ALIRAN BEHAVIORISME DAN HUMANISME

A.    BEHAVIORISME

Ciri-ciri guru atau pendidik dengan  aliran Behaviorisme ini adalah :


a) Memerintahkan pengaruh lingkungannya

b) Mementingkan bagian-bagian daripada keseluruhannya

c) Mementingkan reaksi atau psikomotor

d) Mementingkan sebab-sebab masa lampau

e) Mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar

f)  Mementingkan pembentukan kebiasaan

g) Mengutamakan “trial and error”

B.     HUMANISME

Ciri-ciri guru atau pendidik dengan  aliran Humanisme ini adalah :

a)   Belajar dengan cara signifikan terjadi apabila materi yang disampainkan  dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu

b) Mengajar dengan menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri

c) Mengajar dengan hal yang lebih bermakna dalam proses belajar

d) Membiasakan siswa sebagai bentuk kepercayaan diri pendidik




REFERENSI

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: theory, research and practice (N. Yusron. Terjemahan).    London: Allymand Bacon.


Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik

http://garasikeabadian.blogspot.com/2013/03/multiple-intelligence.html

https://aanisahfathinah.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar